Analisis Pendapatan Petani Mentimun (Cucumis sativus L) di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang

Indy Firatama; Amnilis; Alin Deri Utama

doi:10.31933/s8wkzh70

Authors

Indy Firatama Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Ekasakti, Padang, Indonesia Author
Amnilis Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Ekasakti, Padang, Indonesia Author
Alin Deri Utama Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Ekasakti, Padang, Indonesia Author

DOI:

https://doi.org/10.31933/s8wkzh70

Keywords:

Mentimun, petani, pendapatan, karakteristik

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik petani timun suri di Kecamatan Kuranji, Kelurahan Kuranji, Kota Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2022. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive dengan sampel sebanyak 50 orang, untuk menentukan sampel data yang dikumpulkan berupa data acak dengan menggunakan tabel jejak, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden yang diamati adalah sebagai berikut, (1) Tingkat pendidikan yaitu mayoritas responden adalah petani dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 20 responden (40,00%), (2) Ditinjau dari segi umur secara keseluruhan responden berada pada kelompok umur produktif yaitu 39-47 tahun. (3) Luas lahan responden paling banyak adalah 0,5-0,6 Ha. (4) Dari segi pengalaman bertani, responden umumnya memiliki pengalaman 5-10 tahun dan (5) jumlah tanggungan dalam keluarga, mayoritas responden memiliki 2-5 orang tanggungan. Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani adalah Rp. 35.357.232/Ha/MT dengan rata-rata total biaya usahatani sebesar Rp. 23.596.957/Ha/MT sehingga total pendapatan petani sebesar Rp. 11.760.275/Ha/MT. berdasarkan hasil analisis penerimaan, produksi, harga, dan luas lahan bahwa usahatani mentimun di lokasi penelitian layak untuk diusahakan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anwar. A, et al. 2005. Perbenihan Sayurandi Indonesia: Kondisi Terkini dan Prospek Bisnis Benih Sayuran. Bul. Agron. (33) (1) 38-47 (2005).

Satriadi,Agung : 2022. Analisis Kelayakan Usahatani Kentang (Solanum TuberosumL). SKRIPSI.Fak.Pertanian. Universitas Ekasakti: Padang.

A. Hamdan Rifqi (2018). Analisa Pendapatan Usahatani Mentimun (Cucumis sativus L) di Desa Pakondang Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep. Jawa Timur.

BPS Kota Padang 2022. Kota Padang dalam angka. Laporan Tahunan. Bapepeda: Padang.

BPS Kota Padang 2022. Kota Padang Dalam Angka. (http:/padang kota.bps.go.id/publikasi/kota padang-angka2022/pdf).

BPS Kota Padang 2022. Kecamatan Kuranji Dalam Angka (http:/padang kota.bps.go.id/publikasi/kota padang-angka2022/pdf).

Bayu saputra (2019). Mengenai AnalisisStruktur Biaya Pendapatan Usaha dan Pemasaran Mentimun di Kecamatan Wai Sulan, Kabupaten Lampung Selatan. Lampung.

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Salemba Empat: Jakarta.

Daniel, Moehar.2002. Pengatar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara.Jakarta.

Dewani. 2000. Teknik budidaya untuk meningkatkan produksi mentimun dapat dilakukan dengan cara memanipulasi pertumbuhan yaitu dengan perlakuan pemangkasan. Jakarta. Bina Grafika.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Saputra Yurlius, Erka (2019). Analisis Usahatani Mentimun di Kelurahan Kuranji Kota Padang. Sumatera Barat.

Rahmadhani.Febrina (2018). Analisis Pendapatan Usahatani Timun Suri Di Gampong Baba Jurong Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Aceh.

Findho Veriendesky (2019). Analisis Pendapatan Usahatani Mentimun Di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Sumatera Barat.

Fauziyah, L. dan H. Tampubulon. 1991. Pengaruh Keadaan Sosial Petani

Terhadap Keputusan Petani Dalam Penggunaan Sarana Produksi. SkripsiIlmu-Ilmu Pertanian, Prodi Agribisnis Falkutas Pertanian. Universitas Sumatra Utara Press, Medan.

Fithridan Anton 2014. Analisis Faktor Produksi Dan Efisiensi Alokatif Usahatani

Bayam (Amarathus Sp) Di Kota Bengkulu. Universitas Muhamadiyah Bengkulu. Jurnal Agrisep Vol 15 No. 1.Anton. Foth, H. D. 1991. Daar-dasar Ilmu Tanah. Univeritas Lampung Press. Lampung.

Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta. 2003. Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga.

Huesin Umar, 2003. Metode Penelitian. Salemba Empat. Jakarta.

Hermanto, 1994. Ilmu Usahatani. Jakarta. Penebar Swadaya.

Hernanto. (1991). biaya merupakan korbanan yang dicurahkan di dalam proses produksi, yang semula fisik kemudian diberikan nilai rupiah. Jakarta. Penebar Swadaya.

Hayu Draifi Marla. 2016. Penelitian Tentang Analisis Pendapatan Usahatani Bawang Merah di Lahan Pasir Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. DPSMK. Depdiknas.

Hasyim, Husman, 2006. Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Pertanian Terhadap Program Penyuluhan Petani. Laporan Hasil Penelitian Universitas Sumatra Utara, Medan.

Heady, C.O. and J.L. Dillon. 1964, Agricultural Production Function. Iowa State. University Press, Iowa.

Hidayat Muhammad Taufiq (2013). Mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Mentimun Di Desa Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

Prayugo, S. 2007. Media Tanam Untuk Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.

Imam Ghozali, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Undip Press. Semarang.

Imdad, H. P dan Nawangsih, AA. 2001. Sayuran Jepang Edisi ke-3.Jakarta: PT. Penebar Swadaya.76-78ha.

Jhingan, M. L.2003, Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian, Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.

Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Jayasman. 2013. menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Jakarta.

Joesron dan Fathorrozi (2003), produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Bandung.

Koswara, J. 1992. Pengaruh Dosis Dan Waktu Pemberian Pupuk Nitrogen Dan Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis Seleksi Dermaga 2. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 2(1):1-6.